Jumat, 22 Maret 2013


Potensi DAS Kahayan Sebagai Ruang Hijau Dalam Perencanaan Kawasan Terpadu Kota PalangkaRaya

Noor Hamidah1
1Staf Pengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya
Email: nhamidah04@gmail.com

ABSTRACT

Palangkaraya sebagai ibukota Kalimantan Tengah sekarang ini sedang mengalami proses pembangunan perkotaan. Seiring perkembangannya, pembangunan Kota Palangkaraya juga mengalami perkembangan fisik kota seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia, yakni lebih banyak dibangun sarana dan prasarana dengan didukung peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat, maka  pembangunan fisik kota juga terus melaju dengan pesat. Namun di sisi lain pembangunan kota ini memberi dampak negatif terhadap lahan yang bervegetasi atau ruang hijau, karena semakin banyak terjadi alih fungsi dari kawasan hijau menjadi kawasan terbangun, mengakibatnya semakin terbatasnya lahan untuk ruang hijau. Gejala pembangunan Kota Palangkaraya ini dilihat sebagai degradasi awal dari menurunnya ketersediaan ruang terbuka hijau atau menghilangkan wajah alam. Lahan-lahan hijau banyak dialih fungsikan menjadi pertokoan, permukiman, industri, jalan dan lain-lain. Pada akhirnya akan terjadi ketidakseimbangan antara luasnya lahan terbangun dengan  sedikitnya lahan untuk hutan kota.
Keberadaan ruang hijau sangat diperlukan dalam penataan kawasan terpadu Kota Palangkaraya untuk mengimbangi kepadatan bangunan. Bentuk ragam kegiatan ruang hijau ini secara umum adalah sebagai peneduh dari pemanasan lingkungan sekitar dan sebagai wadah bagi masyarakat kota Palangkaraya untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan alam. Pemenuhan kawasan hijau di Kota Palangkaraya adalah upaya awal menumbuhkan kesadaran akan media penyelaras lingkungan ditinjau dari kecenderungan menurunnya ketersediaan udara bersih dan sehat akibat degradasi alam di Kota Palangkaraya.
     Sebagaimana kita ketahui berdasarkan informasi Intergovernmental Panel on Climate Change (2008)  bahwa  pemanasan global (global warming) sekarang ini telah menjadi sebuah fenomena yang serius dan berpengaruh besar pada kehidupan manusia  saat  ini, bukan hanya bagi lingkungan ekologis namun juga bagi lingkungan sosial dan budaya. Pada dasarnya pemanasan global merupakan peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun salah satu  penyebabnya adalah efek rumah kaca (green house effect).
Kehadiran ruang terbuka hijau dalam penataan Kawasan Terpadu Kota Palangkaraya diharapkan mampu menurunkan pemanasan global dan tingkat polusi udara kota Palangkaraya. Fenomena pemanasan global ini membuka pemikiran kita untuk merespon rekomendasi yang telah diberikan oleh World Bank (1990), bahwa Daerah Kalimantan Tengah semestinya memiliki peranan penting menjadi bagian dari paru-paru dunia dengan ruang hijaunya yang cukup luas serta kemampuannya yang besar untuk menyerap emisi gas-gas yang menjadi penyebab pemanasan global harus terus dijaga dan dilestarikan. Namun kenyataannya keberadaan ruang hijau ini  semakin berkurang luas lahannya.
Untuk itu diperlukan adanya sebuah kesadaran akan perlunya menjaga dan mempertahankan keberadaan ruang hijau dan mengembalikan fungsi utama ruang hijau sebagai penyerap dari pemanasan global yang ada. Potensi DAS Kahayan dengan luas ruang hijaunya yang cukup besar sebagai langkah awal untuk memelihara kesinambungan ruang hijau dalam menyerap pemanasan global merupakan bagian terpenting dalam penataan kawasan terpadu Kota Palangkaraya. Kesadaran ini minimal dimulai dari pemikiran bersama oleh warga masyarakat  Kota Palangkaraya sebagai lingkup terkecil yang kemudian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang lebih besar bagi daerah-daerah lain yang ada di sekitarnya untuk menjaga dan menata ruang terbuka hijau sebagai bagian dari ruang terbuka kota (open space) berperan penting bagi keberlangsungan kehidupan makhluk hidup yang ada di sekitarnya. 
Konsep perencanaan kawasan terpadu Kota Palangkaraya dengan mengandalkan potensi ruang hijau DAS Kahayan diharapkan mampu menyeimbangkan antara penyelarasan vegetasi dan keberadaan ekologi lingkungan dengan pembangunan infrastruktur kota, sehingga akan tercapai tujuan penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dan juga mampu mengatasi permasalahan pemanasan global yang dirasakan saat ini. 

MENGENAL ARSITEKTUR KOTA SEBAGAI ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK KOTA PALANGKARAYA


MENGENAL ARSITEKTUR KOTA
SEBAGAI ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK KOTA PALANGKARAYA
Oleh: Noor Hamidah ST, MUP1
1Pengajar di Jurusan Arsitektur, Universitas Palangkaraya
Email: nhamidah04@gmail.com


ABSTRAKSI

Arsitektur kota (urban architecture) adalah bagian terpenting dalam rancangan kota (urban design) yang hadir sebagai elemen-elemen pembentuk kota. Sebagai sebuah penanda peran arsitektur kota sangatlah besar pengaruhnya terhadap proses perkembangan sebuah kota yang terkait dengan rancangan kawasan kota, hal ini tdaki terlepas dari tanggapan indrawi manusia terhadap lingkungan fisik kota terutama dalam penampilan visual kota. Berbagai desain arsitektur kota Palangkaraya seperti Bundaran Besar, Monumen Perletakan Batu Pertama Kota Palangkaraya, Tugu Bundaran Burung, Boulevard Jalan Yos Sudarso, Bandara Tjilik Riwut, Rumah Betang Mandala Wisata dan Tugu Jam Bundaran Kecil adalah bagian dari elemen pembentuk kota Palangkaraya yang mengingatkan kita akan keberadaan Kota Palangkaraya dalam sekuensi perkembangannya berdasarkan ruang dan waktu.
Penelusuran berbagai arsitektur kota yang ada di Palangkaraya yang memiliki nilai historik terhadap perkembangan kota Palangkaraya akan dikaji sebagai upaya pelestarian dari arsitektur kota Palangkaraya.

Kata kunci: Arsitektur kota, elemen pembentuk kota, kota Palangkakraya 

STUDY OF SETTLEMENT CIRCULATION IN KAHAYAN RIVERSIDE AREA PALANGKARAYA CITY


STUDY OF  SETTLEMENT CIRCULATION IN KAHAYAN RIVERSIDE AREA  
PALANGKARAYA CITY

by: Noor Hamidah

1 Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Palangka Raya


      

Abstract
                Based on Palangkaraya history, Pahandut is a first village around Kahayan riverside area. Kahayan river is main orientation, doing activity and occupacing for Dayak Ngaju people. It is approved that river is an important for Dayak people for their life. However, now the Kahayan river was changed because of city growth dynamic. One of the urban city growth in Palangka Raya is showed by organic settlement and irregular circulation pattern.
This research objective is to explore a concept of circulation pattern along riverside area based on qualitative and Quantitave analysis. This  concept try to keep a riverside history for people living around the Kahayan river. Research methodology is used a qualitative exploratory research based on field observation including survey, correspondence and identification of potential data. The result of this research will consist of physical and non physical. For physical planning try to explain: (a) promosing of circulation pattern; (b) planning for circulation pattern ; (c) Arranging of building pattern; and (d) Arranging of street furniture. For non-physical planning try to explain: (a) social activity; (b) ecomic activity; (c) concept of an unique activity around a riverside area.

Key word: Study, circulation, settlement, Riverside area, Kahayan.

POTENSI TEPIAN SUNGAI KAHAYAN MENJADI KAWASAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA


POTENSI TEPIAN SUNGAI KAHAYAN MENJADI KAWASAN WISATA
DI KOTA PALANGKA RAYA
Oleh:
Noor Hamidah, S.T.,MUP

Abstrak
    Pertumbuhan dan perkembangan Kota Palangka Raya berawal dari kawasan tepian Sungai Kahayan, namun karena arah perencanaan tata ruang kota yang baru dan kecenderungan perkembangan kota Palangka Raya mengarah keluar serta menjauh dari kawasan tepian sungai dengan prediksi perkembangan kawasan mengikuti arah jalan. Dampak yang timbul terhadap kawasan tepian sungai adalah menurunnya kualitas lingkungan, keamanan dan kenyamanan lingkungan kurang terjaga dan kecenderungan akhir-akhir ini kawasan tepian Sungai Kahayan dibiarkan tanpa pengendalian lingkungan dan sengaja aksesnya ditutupi atau tidak ingin diperlihatkan sebagai bagian dari kota. (RUTRK, 2003) 
    Menghadapi fenomena keberadaan kawasan tepian Sungai Kahayan ini yang berada di pusat Kota Palangka Raya, semestinya dapat dijadikan potensi sebagai wajah kota dengan melihat nilai kesejarahan terhadap perkembangan kotanya. Prospek kawasan tepian sungai ini akan menjadi aset andalan wisata Kota Palangka Raya melalui pemanfaatan potensi kawasan tepian Sungai Kahayan dengan membuka akses peremajaan kawasan menjadi kawasan wisata yang menampilkan tautan keharmonisan lingkungan yang melatar belakangi sejarah perkembangan kota Palangka Raya.

Kata kunci: Potensi, Tepian Sungai Kahayan, Kawasan Wisata, Kota Palangka Raya














STUDY OF CIRCULATION PATTERN FOR INFORMAL SECTOR IN PUBLIC OPEN SPACE ALONG YOS SUDARSO STREET, PALANGKA RAYA CITY


STUDY OF CIRCULATION PATTERN FOR INFORMAL SECTOR IN PUBLIC OPEN SPACE
ALONG YOS SUDARSO STREET, PALANGKA RAYA CITY
Noor Hamidah1
1 Lecturer in Architecture Departement, Engineering Faculty, Palangka Raya University
Email:nhamidah04@gmail.com


ABSTRACT

Yos Sudarso Street is given for main street in Palangka Raya City. This street is an important part of Palangka Raya urban growth  history (Cilik Riwut, 1971). Yos Sudarso Street designed one line of Bundaran Besar and along of right-left Yos Sudarso street are public office and public open space. Nowaday, Yos Sudarso street has a many activies along this street, one of unique activity in this area is informal sector such as restaurant, cafĂ©, and other activity. The location of informal sector is along of public open space area.

                This research is to concern of potential public open space along Yos Sudarso street. This research try to approve public open space can give a space for informal sector with study how to design a circulation pattern and architecture landscape will contribute for Yos Sudarso street and for Palangka Raya urban growth city. This research objective is to find of method for design of circulation pattern and architecture landscape for informal sector in along for Yos Sudarso Street. The output is this research will be able to approve how is important of public open space, ecology and infrastructure.

                This research method will use literature review, field observation, interview and quesioner. This research will do field observation by one sample of pilot project along Yos Sudarso Street. This research had been done in last year with focus in fuction of public open space. The stage of this research consist of: 1) preparation; 2) literature review of public open space theory, circulation pattern theory, sector informal theory; 3) analysis of public open space, analysis of circulation pattern and analysis of sector informal; 4) concept of public open space, concept of circulation pattern and concept of sector informal in public open space. This research will give information of physic consist of: (a) Design of circulation pattern in public open space; (b) design of parking area and pedestrian; (c) design building of informal sector  (d) design of street furniture in public open space. Non-physic will give information consist of: (a) social aspect; (b) economy aspect dan (c) ecology aspect.

Key words: Study, Circulation Pattern, Informal Sector, Public Open Space.