Potensi DAS Kahayan Sebagai Ruang Hijau Dalam
Perencanaan Kawasan Terpadu Kota PalangkaRaya
Noor Hamidah1
1Staf Pengajar di Jurusan
Arsitektur Universitas Palangka Raya
Email: nhamidah04@gmail.com
ABSTRACT
Palangkaraya sebagai ibukota Kalimantan Tengah sekarang ini sedang mengalami
proses pembangunan perkotaan. Seiring perkembangannya, pembangunan Kota
Palangkaraya
juga mengalami perkembangan fisik kota seperti kota-kota besar lainnya di
Indonesia, yakni lebih banyak dibangun sarana dan prasarana dengan didukung
peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat, maka pembangunan fisik kota juga terus melaju
dengan pesat. Namun di sisi lain pembangunan kota ini memberi dampak negatif
terhadap lahan yang bervegetasi atau ruang hijau, karena semakin banyak terjadi
alih fungsi dari kawasan hijau menjadi kawasan terbangun, mengakibatnya semakin
terbatasnya lahan untuk ruang hijau. Gejala pembangunan Kota Palangkaraya ini dilihat sebagai
degradasi awal dari menurunnya ketersediaan ruang terbuka hijau atau
menghilangkan wajah alam. Lahan-lahan hijau banyak dialih fungsikan menjadi
pertokoan, permukiman, industri, jalan dan lain-lain. Pada akhirnya akan
terjadi ketidakseimbangan antara luasnya lahan terbangun dengan sedikitnya lahan untuk hutan kota.
Keberadaan
ruang hijau sangat diperlukan dalam penataan kawasan terpadu Kota Palangkaraya untuk mengimbangi
kepadatan bangunan. Bentuk ragam kegiatan ruang hijau ini secara umum adalah
sebagai peneduh dari pemanasan lingkungan sekitar dan sebagai wadah bagi
masyarakat kota Palangkaraya untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan alam. Pemenuhan kawasan
hijau di Kota Palangkaraya adalah upaya awal menumbuhkan kesadaran akan media penyelaras
lingkungan ditinjau dari kecenderungan menurunnya ketersediaan udara bersih dan
sehat akibat degradasi alam di Kota Palangkaraya.
Sebagaimana kita ketahui berdasarkan informasi Intergovernmental Panel on
Climate Change (2008) bahwa pemanasan global (global warming)
sekarang ini telah menjadi sebuah fenomena yang serius dan berpengaruh besar pada kehidupan manusia saat ini, bukan hanya bagi lingkungan ekologis
namun juga bagi lingkungan sosial dan budaya. Pada dasarnya pemanasan global
merupakan peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun salah satu penyebabnya adalah efek rumah kaca (green house effect).
Kehadiran ruang terbuka hijau dalam penataan Kawasan Terpadu Kota
Palangkaraya
diharapkan mampu menurunkan pemanasan global dan tingkat polusi udara kota
Palangkaraya.
Fenomena pemanasan global ini membuka pemikiran kita untuk merespon rekomendasi yang telah
diberikan oleh World Bank (1990),
bahwa Daerah Kalimantan
Tengah semestinya memiliki peranan penting menjadi bagian dari paru-paru dunia dengan ruang hijaunya yang cukup luas serta kemampuannya yang besar untuk menyerap emisi gas-gas yang menjadi
penyebab pemanasan global harus terus dijaga dan
dilestarikan. Namun kenyataannya keberadaan ruang hijau ini semakin berkurang luas lahannya.
Untuk itu diperlukan
adanya sebuah kesadaran akan perlunya menjaga dan
mempertahankan keberadaan ruang hijau dan mengembalikan fungsi utama ruang hijau
sebagai penyerap dari pemanasan
global yang ada. Potensi DAS Kahayan dengan luas ruang
hijaunya yang cukup besar sebagai langkah awal untuk memelihara kesinambungan
ruang hijau dalam menyerap pemanasan global merupakan bagian terpenting dalam
penataan kawasan terpadu Kota Palangkaraya. Kesadaran ini minimal dimulai dari pemikiran
bersama oleh warga masyarakat Kota Palangkaraya sebagai lingkup terkecil yang kemudian diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran yang lebih besar bagi daerah-daerah lain yang ada di sekitarnya untuk
menjaga dan menata ruang terbuka hijau sebagai bagian
dari ruang terbuka kota (open space) berperan penting bagi keberlangsungan kehidupan
makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
Konsep perencanaan kawasan terpadu Kota Palangkaraya dengan mengandalkan
potensi ruang hijau DAS Kahayan diharapkan mampu menyeimbangkan antara
penyelarasan vegetasi dan keberadaan ekologi lingkungan dengan pembangunan infrastruktur
kota, sehingga akan tercapai tujuan penerapan konsep pembangunan berkelanjutan
dan juga mampu mengatasi permasalahan pemanasan global yang dirasakan saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar